TINGKATAN DALAM MASYARAKAT DAN STRATIFIKASI SOSIAL DI DALAMNYA

TINGKATAN DALAM MASYARAKAT DAN STRATIFIKASI SOSIAL DI DALAMNYA


MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Sosiologi
yang Dibina oleh Bapak Prof. Dr. H. Achmad Fatchan, M.PD, M.Si


Oleh :
Dahlia Ayu S
108351410679 / OFF A











UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PEGETAHUAN ALAM
JURUSAN GEOGRAFI
Mei, 2009




KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Tingkatan dalam Masyarakat dan Startifikasi di dalamnya ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini ini tidak akan berhasil / terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Achmad Fatchan, M.PD, M.Si yang telah membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Teman-teman Jurusan Geografi yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah ikut membantu menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran matakuliah Sosiologi khususnya dan seluruh pihak pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.



Penulis












DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………….. i
Kata Pengantar ………………………………………………………………….. ii
Daftar Isi ………………………………………………………………………… iii
Bab I Pendahuluan …………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………… 1
C. Tujuan ……………………………………………………………… 2
D. Metode Penulisan …………………………………………………… 2
Bab II Kajian Pustaka…………………………………………………………… 2
A. Individu …………………………………………………………….. 2
B. Kelompok Sosial ……………………………………………………. 2
C. Masyarakat ………………………………………………………….. 7
D. Konsep Stratifikasi Sosial …………………………………………… 8
E. Hasil Observasi di MOG …………………………………………….. 13
F. Hasil Observasi di Kawasan Elit dan Kumuh ……………………….. 14
Bab III Pembahasan ……………………………………………………………. 15
A. Tingkatan dalam Masyarakat ……………………………………….. 15
B. Hubungan Antara Tingkatan-tingkatan dalam Masyarakat .............. 17
C. Konsep Stratifikasi Sosial ................................................................... 19
D. Contoh dan Kondisi Stratifikasi Sosial dalam Tingkatan Masyarakat. 20
Bab IV Kesimpulan ............................................................................................. 22
Daftar Rujukan .................................................................................................... 23













BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat manusia terdiri dari beragam kelompok-kelompok orang yang ciri-ciri pembedanya bisa berupa warna kulit, tinggi badan, jenis kelamin, umur, tempat tinggal, kepercayaan/agama, politik, pendapatan atau pendidikan.
Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, individu diciptakan dengan ketidaksamaan dengan individu lain. Ketidaksamaan itu bisa terjadi di berbagai bidang misalnya saja dalam bidang ekonomi: sebagian anggota masyarakat mempunyai kekayaan yang berlimpah dan kesejahteraan hidupnya terjamin, sedangkan sisanya miskin dan hidup dalam kondisi yang jauh dari sejahtera. Dalam bidang yang lain misalnya penguasaan ilmu pengetahuan: sebagian orang mempunyai ilimu yang tinggi, sedangkan yang lain lebih rendah. Perbedaan anggota masyarakat ini dalam sosiologi dinamakan startifikasi sosial.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat fenomena sosial seperti seseorang yang tadinya mempunyai status tertentu di kemudian hari memperoleh status yang lebih tinggi dari pada status sebelumnya. Stratifikasi menuruf sifatnya dapat digolongkan menjadi straifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup, contoh di atas merupakan contoh dari stratifikasi terbuka yang memungkinkan terjadinya perubahan status seseorang.
Suatu sistem stratifikasi dinamakan tertutup manakala setiap anggota masyarakat tetap pada status yang sama dengan orang tuanya, sedangkan dinamakan terbuka karena setiap anggota masyarakat menduduki status berbeda dengan orang tuanya, bisa lebih tinggi atau lebih rendah.
Stratifikasi sosial digunakan untuk menunjukan ketidaksamaan dalam masyarakat manusia. Perbedaan yang terlihat di dalam masyarakat ternyata juga memiliki berbagai macam implikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai macam argumentasi pun diajukan guna menjelaskan ketidaksamaan ini yang kemudian berubah menjadi ketidakadilan.
Dengan ditulisnya makalah ini, diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan ketidakadilan yang ada dalam masyarakat dan dapat menjadikan masyarakat menjadi lebih baik tingkat kesejahteraan maupun tingkat kerukunannya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang diambil adalah :
1. Apa saja tingkatan yang ada dalam masyarakat ?
2. Bagaimana hubungan antar tingkatan dalam masyarakat tersebut ?
3. Bagaimaan konsep stratifikasi sosial ?
4. Bagaimana kondisi contoh masyarakat stratifikasi sosial ?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Mengetahui apa saja tingkatan yang ada dalam masyarakat.
2. Mengetahui hubungan antar tingkatan dalam masyarakat tersebut.
3. Mengetahui konsep stratifikasi sosial.
4. Mengetahui kondisi contoh masyarakat stratifikasi social.

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Metode pustaka
2. Metode observasi






















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Individu
Individu dalam bahasa Perancis berarti orang seorang. Orang yang seorang yang dimaksud mengacu pada manusia atau satu orang manusia saja. "In-dividere" berarti makhluk individual yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Kata sifatnya "individual", menunjuk pada satu orang dengan ciri-ciri khas yang melekat pada dirinya dan sekaligus untuk membedakan dengan masyarakat. Ciri-ciri watak seorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya identitas khusus, disebut sebagai "kepribadian".
Unsur-unsur pada individu adalah :
a. Id
Merupakan hasrat, nafsu, atau keinginan manusia untuk melakukan dan merasakan sesuatu.
Contoh : lapar, haus, ngantuk, dsb
b. Ego
Merupakan tindak lanjut atau tindakan manusia untuk memenuhi id.
Contoh : makan ketika lapar, tidur ketika mengantuk, dsb.
c. Super Ego
Merupakan unsur dalam individu unuk mengontrol ego, agar tindakan yang dilakukan tidak menyalahi aturan yang ada.
Contoh : adanya berontak dari hati kecil ketika akan menyontek untuk mendapatkan nilai yang baik.
Tiap individu satu memiliki karakter dan kehidupan yang berbeda dengan individu lain. Tiap individu tersebut juga memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda-beda pula. Misalnyasi A, tiap harinya ia selalu makan dengan lauk minbimal telur. Ia selalu bermain di mall, makan dengan mewah dan juga bertempat tinggal di rumah yang mewah. Berbeda dengan si B. ia selalu makan dengan lauk seadanya, mein di lapangan atau di kali dan bertempat tinggal di rumah yang sederhana pula.
Dari contoh di atas, tak ada yang sama antara individu satu dengan individu lain, meski mereka itu keluarga atau bahkan saudara kembar.

B. Kelompok Sosial
Kelompok Sosial atau Social Group adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama dan saling berinteraksi., oleh karena adanya hubungan antara mereka yang menyangkut hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya.

Syarat-syarat Kelompok sosial :
1. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.
3. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat.
4. Kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama dan lain-lain.
5. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.

Tipe-tipe Kelompok Sosial
Tipe-tipe Kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau dasar berbagai kriteria atau ukuran :
1. Besar kecilnya jumlah anggota
2. Derajat interaksi sosial
3. Kepentingan dan wilayah
4. Berlangsungnya suatu kepentingan
5. Derajat Organisasi
6. Kesadaran akan jenis yang sama, hubungan sosial dan tujuan.

Kelompok-kelompok Sosial yang teratur
1. In-Group
Kelompok sosial, dengan mana individu mengidentifikasikan dirinya.
2. Out-Group
Kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya
3. Kelompok Primer (Primary Group) atau Face to Face Group
Merupakan kelompok sosial yang peling sederhana, di mana anggota-anggotanya saling mengenal dan ada kerja sama yang erat.
4. Kelompok Sekunder (Secondary Group)
Kelompok-kelompok yang terdiri dari banyak orang, antara siapa hubungan tidak perlu didasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng.
5. Paguyuban (Gemeinschaft)
Bentuk kehidupan bersama, di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah dikodratkan.
6. Patembayan (Gesselschaft)
Ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu pendek. yang bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
7. Formal Group
Kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya.
8. Informal Group
Tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulangkali, yang menjadi dasar bertemunya kepentingan-kepentingan dan pengalaman-pengalaman yang sama.
9. Membership Group
Merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
10. Reference Group
Kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dan perilakunya.
11. Kelompok Okupasional
12. Kelompok Volunter

Kelompok-kelompok Sosial yang Tidak Teratur
1. Kerumunan (Crowd)
adalah individu yang berkumpul secara bersamaan kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan.
Bentuk-bentuk Kerumunan :
 Kerumunan yang beartikulasi dengan struktur sosial
o Khalayak penonton atau pendengar yang formal
o Kelompok Ekspresif yang telah direncanakan
 Kerumunan yang bersifat sementara (Casual Crowds)
o Kumpulan yang kurang menyenangkan
o Kerumunan orang yang sedang dalam keadaan panik
o Kerumunan Penonton
 Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum.
o Kerumunan yang bertindak emosional
o Kerumunan yang bersifat imoral.
2. Masyarakat Setempat
Istilah masyarakat Setempat (Community) menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas tertentu, dimana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar antara anggota, dibandingkan dengan interaksi dengan penduduk di luar wilayahnya.
Kriteria untuk mengklasifikasikan masyarakat-masyarakat setempat :
 Jumlah penduduk
 Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman
 Fungsi-fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat
 Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.

Macam kelompok sosial
1. Kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
2. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
3. Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
4. Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah.

Faktor pembentuk
1. Kedekatan
2. Kesamaan
3. Pembentukan norma kelompok
C. Masyarakat
Masyarakat dalam bahasa Inggris disebut "society" yang berarti sekelompok manusia (minimal dua orang) yang hidup bersama, saling berhubungan dan mempengaruhi, saling terikat satu sama lain, sehingga menghasilkan kebudayaan yang sama.
Pengertian masyarakat menurut para ahli :
1. Selo Soemardjan,
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Koentjaraningrat
Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi, memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut, dan adanya saling keterkaitan untuk mencapai tujuan bersama.
3. BAF Mayor Polak
Masyarakat adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau sub kelompok
4. Hasan Sadily
Masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama
5. Horton dan Hunt
Masyarakat adalah kelompok manusia yang sedikit banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal, menempati suatu kawasan, memiliki kebudayaan dan memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan.

Unsur-Unsur Masyarakat
Dari definisi di atas, unsur-unsur masyarakat adalah :
1. adanya sejumlah orang ( minimal 2 orang ) yang relatif permanent
2. anggotanya sadar sebagai satu kesatuan sehingga mereka mempunyai perasaan solidaritas
3. bertempat tinggal dalam suatu daerah tertentu,
4. mengadakan hubungan / interaksi satu sama lain dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi
5. saling terikat satu sama lain karena mempunyai kepentingan bersama
6. adanya saling ketergantungan dan keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
7. merupakan suatu sistem yang menganut dan diatur oleh norma-norma atau aturan-aturan tertentu
8. menganut dan menjunjung suatu sistem nilai dan kebudayaan
9. menghasilkan suatu kebudayaan lain telah menjadi sistem hidup bersama

Ciri / Kriteria Masyarakat yang Baik
Suatu masyarakat dapat dikatakan mejadi masyarakat yang baik jika :
1. ada sistem tindakan utama
2. saling setia pada sistem tindakan utama
3. mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota
4. sebagian atau seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.

D. Konsep Stratifikasi Sosial
1. Pengertian
Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Jadi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
Definisi stratifikasi social menurut para ahli :
a. Pitirim A. Sorokin
Stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).
b. Max Weber
Stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.
c. Cuber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda.

2. Sebab-sebab Terjadinya Stratifikasi Sosial
Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.
Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat/ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apa-apa. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun.

3. Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut :
a. Terjadi secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat.
b. Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti : pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata.

4. Kriteria Dasar Pembentukan Stratifikasi Sosial
Kriteria atau ukuran yang umumnya digunakan untuk mengelompokkan para anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan tertentu adalah sebagai berikut :
a. Kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada. Kekayaan sering juga disebut ukuran ekonomi. Orang yang memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dan akan lebih dihargai dan dihormati daripada orang yang tidak / sedikit mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah atau miskin. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
b. Kekuasaan dan wewenang
Kekuasaan dan wewenang dipengaruhi oleh kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat. Seorang yang memiliki kekuasaan dan wewenang besar akan menempati lapisan sosial atas, sebaliknya orang yang tidak mempunyai kekuasaan berada di lapisan bawah. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
c. Keturunan
Ukuran keturunan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Keturunan yang dimaksud adalah keturunan berdasarkan golongan kebangsawanan atau kehormatan. Kaum bangsawan akan menempati lapisan atas seperti gelar :
- Andi di masyarakat Bugis,
- Raden di masyarakat Jawa,
- Tengku di masyarakat Aceh, dsb.
d. Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
e. Kepandaian/penguasaan ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor.
Apabila pengertian kelas ditinjau dengan lebih mendalam maka akan dijumpai beberapa kriteria tradisional, yaitu :
a. Besar atau ukuran jumlah anggota-anggotanya
b. Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban warganya.
c. Kelanggengan
d. Tanda-tanda/lambang-lambang yang merupakan ciri-ciri khas.
e. Batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu terhadap kelompok lain)
f. Antagonisme tertentu.

5. Macam-Macam / Jenis-Jenis Status Sosial
a. Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
b. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
c. Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.

5. Sifat Stratifikasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi :
a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja.
Contoh:
• Sistem kasta. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.
• Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.
• Feodal. Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan.
b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal.
Contoh :
• Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
• Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
c. Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka.
Contoh :
• Seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.

6. Fungsi Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut :
a. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan,tingkat kekayaan, keselamatan dan wewenang pada jabatan/pangkat/ kedudukan seseorang.
b. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yangmenerima anugerah penghargaan/gelar/ kebangsawanan, dan sebagainya.
c. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi,keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan.
d. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkahlaku, cara berpakaian dan bentuk rumah.
e. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.
f. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.
E. Hasil Observasi di MOG
1. individu
No Nama Umur Pekerjaan Status ekonomi Etnik Tujuan Karakter
1 Samsul Huda 38 Guru SMA Menengah ke atas Jawa Mengantar istri belanja dan menemani anak jalan-jalan Ramah dan suka bergurau
2 Sugiono 50 Wiraswasta Menengah ke atas Jawa Menemani cucu jalan-jalan dan membelikan mainan Ramah dan akrab
3 Ade Bayu 23 Ekskutif muda Menengah ke atas Jawa Menemani adik jalan-jalan, belanja, dan mencari wifi Ramah dan ,mudah bergaul dengan orang lain
4 Rubiati 31 Pengajar Play Group Menengah ke atas Jawa Belanja dan membelikan mainan anaknya Cuek dan kurang ramah
5 Ifana 22 Mahasiswa, dan pengajar Institut Pembangunan Menengah ke atas Jawa berbelanja di hipermarket Ramah tapi buru- buru
6 Sofwan 40 pengusaha Menengah ke atas Jawa Jalan-jalan bersama anak istri Cuek dan kurang ramah
7 Langgeng 21 mahasiswa Menengah ke bawah Jawa Mencari lowongan pekerjaan dan refreshing Ramah dan akrab
8 Rifki 29 wiraswasta Menengah ke atas Jawa Menemani istri belanja Ramah
9 Yuli 31 Ibu rumah tangga (ibu kos) Menengah ke atas Jawa Belanja Kurang akrab dan agak angkuh




2. Kelompok
No Nama Umur Pekerjaan Status ekonomi Etnik Tujuan Karakter
1 Indah, Intan 20 mahasiswa Menengah Jawa Ke salon Tertutup dan pemalu
2 Putrid, Linda, Devi 17 Pelajar SMA Menengah Jawa Jalan-jalan dan belanja Ceria tapi agak pemalu
3 Gina, Novita, Candra, Etika 19 mahasiswa Menengah Jawa Jalan-jalan Cuek dan kurang ramah
4 Edo, Adit, Henry, Ian, Yohanes 13-15 Pelajar SMP Menengah Cina dan Jawa Main game Kekanak-kanakan tapi ramah dan akrab


F. Hasil Observasi di Kawasan Elit dan Kumuh
Kawasan elit Kawasan kumuh
Status ekonomi Menengah ke atas Menengah ke bawah
Tatanan rumah Rapi, teratur, bersih, dan asri Tidak rapi, tidak bersih, dan tidak nyaman
Pekerjaan rumah Dokter, pengacara, yang lain tidak terlalu diketahui Pemulung, tukang bengkel, penjual di warung
Aktivitas Tidak teramati kecuali pembantu yang menyapu atau merawat taman Sangat terlihat, sibuk dengan pekerjaan masing-masing
Interaksi antar anggota Tidak ada dan tidak teramati Sangat akrab
















BAB III
PEMBAHASAN

A. Tingkatan dalam Masyarakat
Pada sistem masyarakat yang begitu kompleks, pastilah terdapat tingkan-tingkatan di dalamnya. Dalam masyarakat dikenal adanya 3 tingkatan, dari yang paling sederhana hingga tingkatan yang paling sederhana. Tingkatan masyarakat dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks adalah individu, kelompok, dan masyarakat.
1. Individu
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk hidup ciptaan Tuhan yang kita kenal, karena manusia memiliki akal. Namun demikian sebagai makhluk biologis merupakan individu yang memiliki potensi-potensi kejiwaan yang harus dikembangkan. Dalam rangka perkembangan individu ini diperlukan suatu keterpaduan antar pertumbuhan jasmani dan rohani.
Manusia sebagai makhluk individu merupakn makhluk yang berdiri sendiri dengan segala keunikan dan cirri khasnya yang berbeda dengan individu. Manusia sebagai makhluk individu hidup dengan pemikirannya sendiri tanpa ada pengaruh dari orang lain.
Jadi individu merupakan bagian terkecil dari suatu masyarakat yang tunggal yang tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang memiliki kesatuan tingkaah laku, fisik, maupun psikis yang berbeda dengan individu lain serta memiliki karakter dan kepribadian masing-masing yang berbeda pula dengan karakter dan kepribadian individu lain.
Tiap individu satu memiliki karakter dan kehidupan yang berbeda dengan individu lain. Tiap individu tersebut juga memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda-beda pula. Misalnyasi A, tiap harinya ia selalu makan dengan lauk minbimal telur. Ia selalu bermain di mall, makan dengan mewah dan juga bertempat tinggal di rumah yang mewah. Berbeda dengan si B. ia selalu makan dengan lauk seadanya, mein di lapangan atau di kali dan bertempat tinggal di rumah yang sederhana pula.
Dari contoh di atas dan contoh yang telah teramati dari observasi, tak ada yang sama antara individu satu dengan individu lain, meski mereka itu keluarga atau bahkan saudara kembar.

2. Kelompok Sosial
Kelompok Sosial atau Social Group adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama dan saling berinteraksi., oleh karena adanya hubungan antara mereka yang menyangkut hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong.
Faktor pembentuk adanya kelompok adalah : kedekatan antar anggotanya; adanya kesamaan, baik itu kesamaan nasib, tujuan, maupun pola hidup; dan faktor terbentuknya kelompok yang terakhir adalah pembentuka norma kelompok. Pembentukan norma ini akan mengakibatkan adanya ikatan batin antar anggotanya. Norma yang dibuat harus ditaati seluruh anggota kelompoknya tersebut.
Berbeda dengan individu yang hidup dengan pemikirannya sendiri tanpa ada pengaruh dari orang lain, kelompok dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya. Misalnya saja kita lihat di MOG ketika observasi, ketika berbelanja dalam memilih suatu barang pemikirannya akan dipengaruhi oleh anggota kelompok yang lainnya. berbeda dengan individu yang dalam memilih barang, ia akan sesusai dengan seleranya sendiri tanpa mendapat pengaruh atau saran dari orang lain
Meski anggota kelompok tersebut saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain, namun terkadang sifatnya sebagai makhluk individu tetap muncul. Tiap anggota kelompok tetaplah memiliki karateristik yang berbeda dengan anggota kelompoknya yang lain. Tetapi dengan adanya anggota lain, kebebasannya lebih dibatasi, karena menghormati kebebasan dari anggota yang lain. Selain itu, mereka juga harus menghormati adanya norma yang ada dalam kelompok mereka.
Sama seperti individu, antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya pun memiliki karateristik yang berbeda pula. Perbedaan itu dapat terletak pada tujuan, ikatan antar anggota kelompoknya, maupun norma yang dibentuk di dalamnya. Hal ini dikarenakan tujuan dan pola hidup antar satu manusia dengan manusia lain tidak sama, dan kelompok merupakan kumpulan anatara manusia yang memiliki tujuan yang sama, dan di dalam kelompok itulah mereka bersama-sama untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

3. Masyarakat
Berlanjut kepada tingkatan yang daerah dan anggotanya lebih luas dan lebih kompleks.
Masyarakat merupakan kumpulan dari sekelompok orang atau kumpulan dari beberapa kelompok yang menempati ruang dan waktu dalam jangka waktu yang lama, yang di dalamnya terjadi interaksi antar anggotanya, memiliki tujuan yang sama dan memiliki norma dan aturan yang mengikat anggotanya untuk memenuhi tujuannya tersebut serta menghasilkan kebudayaan yang baru.
Dari hasil observasi didapat beberapa macam masyarakat, antara lain :
a. Masyarakat kota
Adalah masyarakat yang penduduknya memiliki mata pencaharian dalam sektor administrasi pemerintah, seperti pengusaha, pengacara, dokter, dsb.
Contoh : masyarakat di kawasan elit
b. Masyarakat desa
Adalah masyarakat yang penduduknya memiliki mata pencaharian utama dalam sektor bercocok tanam, perikanan, peternakan, atau gabungan dari kesemuanya itu dan memiliki sistem budaya dan sistem social yang mendukung mata pencaharian penduduknya.
Contoh : masyarakat di kawasan kumuh
c. Masyarakat modern
Adalah masyarakat yang perekonomiannya berdasarkan pasar xecara luas, spesialisasi dalam bidan industri, serta pemakai tehnologi yang canggih, seperti mobil, komputer, dll.
Contoh : masyarakat di kawasan elit
d. Masyarakat tradisional
Adalah masyarakat yang lebih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama dan hubungan antar anggota masyarakatnya masih kuat.
Contoh : masyarakat di kawasan kumuh
e. Masyarakat majemuk
Adalah masyarakat yang terbagi dalam kelompok persatuan yang sering memiliki budaya yang berbeda.
Contoh : masyarakat di MOG

B. Hubungan Antara Tingkatan-tingkatan dalam Masyarakat
Hubungan antara masyarakat, kelompok dan individu sangat erat dan tidak dapat terpisahkan. Hal itu dikarenakan individu, kelompok dan masyarakat saling mendukung yang jika salah satunya hilang maka yang lain pun akan ikut hilang.
Unsur-unsur dalam masyarakat dan kelompok hampir sama. Yaitu sama-sama dibentuk oleh kumpulan individu. Bedanya kelompok memiliki jumlah anggota yang lebih sedikit dibandingkan masyarakat. Sedangkan masyarakat merupakan kumpulan dari individu yang telah berkumpul dalam kelompok-kelpmpok. Jadi, keduanya pun saling mempengaruhi.
Hubungan antara individu dan kelompok sangat erat. Tanpa adanya individu, kelompok tidak dapat terbentuk dan dengan kelompok, individu dapat berubah menjadi yang lebih baik. Hubungan antara individu dan masyarakat juga hampir sama. Kehidupan antara keduanya tak dapat terpisahkan. Hubungan antara kelompok dan individu dan hubungan antara individu dengan masyarakat hampir sama.
Masyarakat/kelompok yang menentukan individu. Maksudnya bahwa masyarakat/kelompok memiliki realitas yang kuat. Realitas tersebut tertuang dalam aturan-aturan atau norma-norma yang ada dan mengikat seluruh anggotanya. Segala sesuatu mengenai kepentingan individu telah ditentukan oleh norma atau aturan di masyarakat/kelompok. Masyarakat/kelompok mengatur secara seragam kepentingan kolektif atau kepentingan umum anggotanya. Sehingga segala tindakan individu ditentukan oleh masyarakat/kelompok karena terikat aturan-aturan yang ada di dalamnya.
Individu membentuk masyarakat/kelompok. Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa salah satu unsur masyarakat/kelompok adalah adanya sekelompok orang atau individu yang hidup bersama dalam suatu tempa dan waktu tertentu. Sehingga jika dalam suatu tempat dan waktu tertentu tak terdapat sekelompok orang yang menginginkan untuk hidup bersama demi tujuan yang sama, maka tidak akan terbentuk suatu masyarakat/kelompok dalam wilayah tersebut.
Individu dan masyarakat/kelompok saling menentukan. Hal ini sudah pasti terjadi. Tanpa adanya individu suatu masyarakat/kelompok tak dapat terbentuk karena salah unsur terpenting dalam masyarakat/kelompok adalah adanya sekelompok individu. Tanpa masyarakat/kelompok, individu pun tak dapat hidup sendiri, karena individu dengan sifatnya sebagai makhluk sosial membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Dari uraian tersebut, dapat diketahui bahwa pada dasarnya individu, kelompok, dan masyarakat merupakan suatu hal yang saling mendukung, saling berhubungan dan tak dapat dipisahkan.

C. Konsep Stratifikasi Sosial
1. Pengertian
Sistem lapisan sosial biasa dikenal dengan istilah Social Stratification yang merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (secara hirarkis).
Ada beberapa hal yang dapat menjadi dasar pembentukan stratifikasi, antara lain : kekayaan, kekuasaan dan wewenang, keturunan, kepandaian/penguasaan ilmu pengetahuan, besar atau ukuran jumlah anggota-anggotanya , kebudayaan, kelanggengan, tanda-tanda/lambang-lambang yang merupakan ciri-ciri khas, batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu terhadap kelompok lain), antagonisme tertentu.
Stratifikasi sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya (dalam proses pertumbuhan masyarakat tersebut) tetapi ada pila yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Selama dalam satu masyarakat ada sesuatu yang dihargai, dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya, maka barang sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem lapisan dalam masyarakat itu. Barang sesuatu yang dihargai di dalam masyarakat mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, mungkin juga berupa tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam agama atau mungkin juga keturunan yang terhormat.
Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.
Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat/ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apa-apa. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun.
Stratifikasi sosial tidak dapat dihilangkan dari masyarakat. Hal ini karena stratifikasi ini terbentuk tanpa disengaja dan telah menjadi bagian dari sistem masyarakat.
Stratifikasi sosial dapat menimbulkan kesenjangan sosial namun jika tiap lapisan menjalankan perannya dengan baik maka akan menjadikan masyarakat lebih baik. Contonya, lapisan mayarakat antara si kaya dan si miskin. Jika si kaya mau dengan tulus mebantu si miskin dengan kekayaan yang ia punya kesejahteraan masyarakat tersebut akan semakin baik. Begitu pula dengan si miskin, jika ia mau membantu si kaya dengan tenaga yang ia punya maka masyarakat tersebut akan terlihat lebih rukun dan harmonis.

D. Contoh dan Kondisi Stratifikasi Sosial dalam Tingkatan Masyarakat
Dalam setiap masyarakat, pasti akan terjadi stratifikasi sosial, baik itu disadari atau tidak. Stratifikasi yang sering terjadi di masyarakat karena unsur kekayaan.
Unsur kekayaan menjadikan masyarakat terbagi menjadi 2 bagian, yaitu masyarakat menegah ke atas dan masyarakat menengah ke bawah.
Masyarakat menengah ke atas merupakan masyarakat yang anggotanya atau individu-individu yang menjadi anggotanya memiliki tingkat kekayaan yang lebih tinggi. Biasanya mereka memiliki pekerjaan yang lebih tinggi tingkatnya, seperti pengusaha, pengacara, dokter, dan yang lainnya. Hidup mereka pun lebih mewah. Terbukti dari rumah yang besar, mewah, dan nyaman, dengan pembantu yang biasanya membantu kehidupan ramah tangga mereka. Kehidupan mereka tercukupi bahkan bisa dikatakan lebih dari cukup.
Pola hidup yang dianut pun terkesan mewah. Dapat dilihat dari tempat yang biasa didatangi maupun dari penampilan mereka. Contohnya, belanja di mall, makan di restoran atau cafe dan berpenampilan dengan baju yang glamour. Kendaraan yang dimiliki tidak cukup motor tapi mobil meweh yng rata-rata tiap rumah memiliki lebih dari satu mobil.
Meski mereka dapat memenuhi apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan, namun hubungan antara satu anggota dengan anggota masyarakat lainnya kurang terjalin dengan baik. Hal ini mungkin disebabkan karena kesibukan dari profesi masing-masing yang menyita sebagian waktu mereka sehingga tidak sempat untuk bergaul dengan tetangganya. Hal ini dapat dilihat dari kurang adanya interaksi antara satu rumah dengan rumah yang lainnya. Maka dari itu, masyarakat menengah ke atas biasanya memiliki sifat individualisme.
Contoh dari masyarakat kelas menengah ke atas ini adalah masyarakat yang hidup di kawasan elit di Jl. Ijen, Malang.
Berbeda halnya dengan masyarakat kelas menengah ke bawah. Hidup mereka lebih sederhana bila dibandingkan masyarakat menengah ke atas. Pola hidup yang dianut pun lebih sederhana.
Hal ini dapat dilihat dari rumah mereka yang sederhana. Jarang sekali di rumah mereka terdapat taman yang dirawat dengan sangat baik. Jarang pula ada pembantu. Semua mereka kerjakan sendiri. Selain itu dilihat dari pekerjaan. Pekerjaan masyarakat kelas menengah ke bawah lebih rendah tingkatannya, seperti pemulung, penjual di warung, tukang bengkel, dan lain sebagainya.
Masyarakat ini jarang terlihat di mall, cafe, maupun restoran. Mereka lebih banyak terlihat makan di warung kecil di tepi jalan ataupun berbelanja di pasar-pasar tradisional.
Namun meski hidup mereka lebih sederhana, hubungan antara satu anggota masyarakat dengan anggota masyarakat yang lebih akrab. Persamaan nasib dan sifat kekeluargaan yang masih lekat di hati masing-masing individu. Sehingga meski hanya tetangga biasa mereka terlihat seperti keluarga.
Sikap kekeluargaan yang kaut ini terlihat dari adanya interkasi antara anggota masyarakat satu dengan yang lainnya. Jika satu orang mendapat kesusahan maka dengan sukarela warga yang lain akan segera membantu semampu mereka.hal inilah yang tidak dapat ditemukan dari masyarakat kelas menengah ke atas.
Contoh dari masyarakat kelas menengah ke bawah adalah masyarakat yang tinggal di kawasan kumuh di Jl. Tenaga Utara, Blimbing, Malang.
Meski hidup dengan hidup masing-masing, masyarakat ini hidup tanpa terjadi perselisihan. Hal ini karena masing-masing pihak menjalankan fungsinya dengan baik.
Contohnya, masyarakat elit yang membutuhkan pembantu untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya, maka ia akan menyewa orang dari msyarakat menegah ke bawah untuk menjadi pembatunya. Dengan itu, si pembantu akan mendapat imbalan sejumlah uang. Dengan begitu, hidup mereka akan menjadi lebih baik dan hubungannya lebih harmonis.

BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas adalah :
1. Tingkatan Masyarakat terdiri dari 3 bagian, yaitu, individu, kelompok, dan masyarakat.
2. Hubungan antara satu tingkatan yang lain ( individu, kelompok, dan masyarakat ) sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Hal ini karena antara yang satu dengan yang lain saling mempengaruhi untuk kelangsungan hidup anggotanya.
3. Stratifikasi social adalah pelapisan dalam masyarakat yang terbentuk dengan 2 proses, yaitu dengan sengaja dan tidak disengaja.
4. Ada beberapa hal yang dapat menjadi dasar pembentukan stratifikasi, antara lain : kekayaan, kekuasaan dan wewenang, keturunan, kepandaian/penguasaan ilmu pengetahuan, besar atau ukuran jumlah anggota-anggotanya , kebudayaan, kelanggengan, tanda-tanda/lambang-lambang yang merupakan ciri-ciri khas, batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu terhadap kelompok lain), antagonisme tertentu.
5. Stratifikasi tidak akan menimbulkan kesenjangan social apabila tiap lapisan melaksanakan perannya dengan baik.
6. Contoh stratifikasi social adalah masyarakat yang hidup di kawasan elit di Jl. Ijen, Malang dan masyarakat yang hidup di kawasan kumuh di Jl. Tenaga Utara, Blimbing, Malang.
7. Kondisi masyarakat menengah ke atas dan masyarakat menengah ke bawah terjalin harmonis karena mereka msing-masng menjalankan perannya dengan baik.











DAFTAR RUJUKAN

Adityo,Ario. 2008. Jenis-jenis Stratifikasi Sosial,(Online).http://organisasi.org/jenis-jenis-macam-macam-status-sosial-stratifikasi-sosial-dalam-masyarakat-sosiologi.( 25 Mei 2009)

Admin. 2009. Stratifikasi Sosial, (Online). http://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial. ( 25 Mei 2009)

Admin. 2009. Stratifikasi Sosial, (Online). http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080730005515AAZXpEj. ( 25 Mei 2009)

Gumilar,Gumgum. 2008. Kelompok Sosial ( Online ). www.gumilarcenter.com/Sosiologi/materi6.pdf. ( 25 Mei 2009).

Gumilar,Gumgum. 2008. Stratifikasi Sosial ( Online ). www.gumilarcenter.com/Sosiologi/materi9.pdf. ( 25 Mei 2009).

0 komentar:

Posting Komentar